Menjadi Desainer Grafis tanpa sekolah Desain? Emang Bisa?

Halo Sahabat kades bertemu lagi dengan mas kades alias mas khoiril amri dengan artikel-artikelnya yang tentunya selalu menginspirasi (pede bener haha).

Seperti biasa aku selalu membuka artikel yang aku tulis dengan ucapan diatas, alasannya yaa biar asik aja gitu haha.


Pada hari ini, aku akan sedikit berbagi pendapat dan pandanganku tentang penting atau tidak sekolah desain itu untuk orang yang ingin menjadi desainer grafis tentunya.

Tentu, pemikiran akan langsung bercabang-cabang dan kalian pasti sudah mulai menerka-nerka apakah memang penting tapi eh banyak juga orang yang sukses tanpa ada latar belakang sekolah desain.

Aku secara pribadi adalah orang yang lulus dari Sekolah desain tepatnya jurusan Desain Komunikasi visual. Jadi, secara garis besar aku termasuk orang yang sudah pernah mencicipi bagaimana riuh dan pilunya dunia kampus dan bagaimana semuanya telah di kurikulumkan dan terarah.

Baca Juga :



Tentu saja, Sekolah desain yang baik adalah sekolah yang benar-benar dapat membuat kita berada di jalur yang benar dan menjadi profesional dibidangnya. Tentu dengan bakat dan kualitas yang dimiliki haruslah mampu dibentuk.

Ada berita yang luar biasa bagi sahabat kades yang ingin menjadi seorang desainer grafis namun memiliki kendala dalam masalah akademik. Kita mampu menjadi desainer grafis dengan memiliki keinginan dan dedikasi untuk belajar.

Sekolah Desain? Penting atau tidak

Lalu, dengan kebingungan dimana akademik dan otodidak saling bertabrakan hingga perdebatan masalah ini terus berlangsung, yang dapat aku ambil adalah mau akademik atau otodidak titik temunya adalah kreativitas dari individu masing-masing.

Tentu saja, Menciptakan kreativitas dalam mendesain tidaklah berlandaskan kepada modul dan kurikulum yang secara dasarnya adalah teori.

Sering kita dengar

"Teori tanpa Praktek itu Mati" dan "Praktek tanpa Teori itu Buta"

Tentu saja, pemahaman teori seperti dasar-dasar desain adalah wajib bagi desainer grafis untuk mempelajarinya dengan serius dan matang agar nantinya dapat memiliki kualitas bukan saja dari segi hasil tapi dari segi proses pun sangat mumpuni.

Beginilah peran dari sekolah desain, sekolah desain dapat membentuk, mengarahkan, dan memberikan kita jalan.

Kita akan diajarkan seluk beluk dunia desain yang tentunya berdasarkan sumber yang sudah relevan dibidangnya seperti, Guru, Dosen, dll yang kemampuan mereka tidak bisa kita ragukan. Kemudian, Sekolah desain pun dapat membuat kita terbentuk dengan konsentrasi yang kita minati.

Berarti, Sekolah Desain Penting dong?


Yaa benar sekali, penting namun akan ada saja yang membantahnya dengan berbagai perdebatan yang tentu saja tidak bisa kita sepelekan.

Sekolah desain bisa dibilang memiliki budget yang tidak sedikit, bisa dibilang sekolah desain bukan saja menuntut siswanya untuk dapat kreatif namun juga bisa memenuhi dirinya dari segi alat-alat.

dan seperti menjadi rahasia umum, alat-alat desain cukup mahal terutama lagi jika kita memiliki budget terbatas. Sehingga, muncul perdebatan yang aku bilang atas tadi.

Mari kita belajar dari Karen Cheng



Orang-orang yang sering menonton YouTube mungkin akan mengingat Karen Cheng sebagai gadis yang belajar sendiri cara menari hanya dalam 365 hari. Video yang dibuatnya dari seluruh pengalaman itu benar-benar menginspirasi, menyebabkannya menjadi viral online.

Tetapi bagi mereka di bidang desain, Karen Cheng adalah mantan Desainer Utama di Exec (Perusahaan yang menyediakan akses kepada perorangan dan perorangan kepada asisten pribadi dan layanan pembersihan) . Dan ya, dia tidak pernah ke sekolah desain. Dalam sebuah pos di Quora , ia membagikan kisahnya.


“Aku tidak punya empat tahun dan $ 100.000 untuk pergi ke sekolah desain ,” katanya

Apakah ini menghentikannya menjadi seorang desainer? Tentu Tidak, Dan untuk menambahkan kejutan yang lebih besar, dia mengakui bahwa dia tidak memiliki disiplin sama sekali.

“Orang-orang mengira aku memiliki disiplin karena aku dapat mengajar diri sendiri bagaimana menari hanya dalam 365 hari” dia menyatakan dalam sebuah wawancara
“Sebenarnya, aku tidak memiliki disiplin. Hanya saja aku suka menari, aku hanya melakukan apa yang aku sukai.”

Inilah yang disarankan Karen kepada orang-orang yang ingin melakukan pencapaian yang sama dengan yang dia miliki. Lakukan apa yang kamu sukai.

Dia telah bekerja di Microsoft Excel selama dua tahun ketika dia menyadari bahwa ini bukan apa yang ingin dia lakukan selama sisa hidupnya. Dia tahu bahwa dia harus melakukan sesuatu yang lain. Inilah yang membuatnya berpikir tentang pindah ke industri yang berbeda. Inilah yang membuatnya memulai di bidang desain.

“aku tidak memiliki keterampilan yang berhubungan dengan desain. dan aku tidak ingin kembali ke sekolah.”

Namun bagi Karen, itu sama sekali bukan masalah. Dia akan melewati pekerjaannya dan buru-buru pulang, dan mempelajari materi yang memungkinkan dia untuk belajar lebih banyak tentang dasar-dasar desain. Dia menyusun kurikulumnya sendiri, mencakup semua yang dia rasa perlu dia pelajari dalam rentang waktu enam bulan.

Baca Juga :



Sama seperti itu, dia ke dunia kerja, sekarang sebagai desainer. Tentu saja, itu tidak mudah. Dia tidak memiliki banyak pelatihan seperti orang lain yang mengincar posisi yang sama yang dia inginkan, dan dia pasti tidak memiliki pengalaman yang relevan. Tapi dia tidak menyerah.

Dia memutuskan untuk mencari cara untuk memisahkan diri dari orang lain. Begitulah cara dia mendapat pekerjaan sebagai perancang di Exec, dan dari sana, melanjutkan untuk memimpin tim desain.

Terinspirasi oleh kisah Karen Cheng? Nah, kita tahu bahwa jika Karen bisa melakukannya, maka kita juga bisa. kita hanya perlu memulai dan mulai meraih peluang yang tidak banyak orang akan ambil.


Berikut ini beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk menggapai impian kita

1. Membangun Fondasi Awal


Hasil gambar untuk stone foundation photo
Source

Aku sebagai orang yang memang lulus dari Kampus DKV tentu sangat setuju hal awal yang harus dilakukan adalah membangun Fondasi awal

dan kisah karen tadi ia membagikan kesalahan terbesarnya adalah langsung menghadap ke software photoshop hanya karena ia dapat menggunakan brush. bukan berarti kita sudah bisa disebut seorang desainer grafis.

Justru, kita harus bangun dari awal belajar dasar-dasar desain pahami semua hal itu yang tentu saja aku sendiri belajar di kampus.
  • Belajar Menggambar
Karen mengatakan, belajarlah menggambar terlebih dahulu selama 30 hari, kemudian jika tanganmu sudah terbiasa maka kamu siap untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.

  • Pelajari Teori
Teori disini adalah Teori-teori dasar dalam dunia desain grafis yang wajib dan harus mampu kita pahami dan aplikasikan. Karen memberikan saran, pelajar teori Tipografi, warna, dan Grid untuk diawal jika telah memahami lanjut ke tahap berikutnya.

  • Baca-baca Buku
Beberapa buku yang secara pribadi aku miliki yaitu Do Good Design, Huruf Font dan Tipografi, kedua buku itu bisa menjadi referensi sahabat kades yang ingin membaca dan membentuk mindset.

  • Belajar Menulis
Sebagai seorang desainer grafis, aku termasuk orang yang suka menulis dan blog vektorkades adalah salah satu mediaku untuk berbagi berbagai hal yang aku ketahui kepada lebih banyak audiens. dan ini adalah saran berikutnya dari karen untuk kita.


  • Paksakan diri
Kendala yang sering kita hadapi adalah hasil desain yang kita buat sering gagal dan merasa tidak layak untuk dipamerkan. Saranku secara pribadi, paksakan diri untuk terus menghadapi kegagalan itu dan pelajari apa yang membuat kita gagal tadi.

Beberapa hal diatas, tentu sudah bisa membuat gambaran dasar apa saja yang harus kita lakukan. namun, tips diatas tidak saja teruntuk bagi orang yang tidak memiliki latar belakang desain, melainkan orang yang bekecimpung dalam akademik alias perkuliahan atau sekolah wajib juga melakukan hal diatas.

2. Menguasai Software


Gambar terkait
Semakin berkembang teknologi, kebutuhan untuk kemampuan menguasai software adalah hal wajib saat ini. Sering bukan kita temui berbagai perusahaan dan usaha-usaha yang memberikan syarat pelamar untuk dapat menguasai software yang relevan.

Disini ada 2 software yang nampaknya minimal harus dipelajari, walaupun masih banyak software lain yang relevan untuk profesi desainer grafis

  • Adobe Illustrator
Jujur saja, aku bukan orang yang pertama kali belajar illustrator. bahkan jangankan illustrator, keluarga adobe saja aku sama sekali tidak pernah pakai pertama kali. Software pertama kali yang aku gunakan adalah CorelDraw.

Lalu kenapa aku menyarankan adobe illustrator?

Alasannya adalah ada banyak sekali kelebihannya mulai dari fitur dan pasar yang menurut pengalamanku sendiri orang-orang luar negeri banyak yang lebih menyukai file format .ai (walaupun coreldraw bisa convert ke .ai).

Kita bisa mencari berbagai tutorial di internet berupa teks maupun video yang bisa dibilang sudah sangat banyak sekali dan tinggal kita menyediakan kuota internet serta jangan lupa kemauan yang besar untuk belajar.

  • Adobe Photoshop
Menjadi sebuah software sejuta umat, Adobe photoshop adalah software yang wajib dipahami dan dikuasai. Sekali lagi, tutorial berhamburan di internet. namun, selalu diingat ambil tutorial yang paling terbaik dengan hasil yang terbaik.

Cobalah untuk menemukan barang-barang dari PSDTuts dan TutsPlus . Mereka memiliki kiat hebat yang mudah dimengerti dan benar-benar dapat membantu kita menguasai Photoshop.

Sebenarnya ada banyak sekali tempat belajar online, tapi aku sarankan dua website itu yang bisa menjadi referensi kalian untuk belajar.

Baca Juga


Kesimpulan

Akhirnya, pada dasarnya hal yang membuat seseorang itu dapat menjadi desainer grafis bukanlah soal latar belakang, melainkan usaha, dedikasi, dan kemauan untuk belajar lebih dari orang pada umumnya. walaupun sekolah adalah salah satu caranya agar dapat menggapai cita-cita yang diiginkan

ada banyak sekali yang aku pelajari dari berbagai orang, dan secara pribadi sebagai lulusan DKV pun banyak yang aku pelajari bahkan bisa dibilang dunia desain grafis adalah dunia baru yang tanpa sengaja aku masuki.

Sebagai penutup, aku selalu katakan kepada teman-teman dan adik-adik di kampusku untuk selalu memahami desain dari dasar bangunlah fondasi.

"jangan sekali-kali melupakan dasar desain"

Bagi sahabat kades yang saat ini telah belajar secara akademik di kampus-kampus atau sekolah desain kalian harus semangat dan manfaatkan fasilitas yang disediakan, dan untuk sahabat kades yang belum bisa secara akademik aku telah membagikan tips yang berdasarkan pengalaman dan dari orang yang inspiratif agar bisa memompa semangat.

Terima kasih dan sampai jumpa

Posting Komentar

3 Komentar

  1. These embrace MasterCard, VISA, and Money Gram, however eWallets aren’t accepted. If you're keen on|you like} playing in} poker and betting on sports, this might be the positioning for you. That stated, Bovada is half of} the identical poker community as Ignition, which suggests on-line poker gamers will discover here a stable poker website phrases of|when it comes to|by method of} traffic. Red Dog Casino solely accepts a handful of payment strategies however you’ll discover here a couple of 카지노사이트 of} unusual options which are be} tougher search out|to search out} elsewhere like deposit by telephone.

    BalasHapus

advertise

Slider Parnert

Subscribe Text

Offered for construction industries